Pelaku Industri Pertanian Terapkan Tata Kelola Bisnis Komoditas Berkelanjutan

JAKARTA – Perusahaan swasta berbasis pertanian berlomba menerapkan tata kelola komoditas yang berkelanjutan.

Berbagai cara mereka lakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan, agar tidak mengganggu ritme bisnis perusahaan.

Direktur Keberlanjutan Asia Tenggara Mondelez International (Cacao) Andi Sitti Asmayanti mengatakan perusahaan sangat bergantung pada rantai pasokan global dan pertanian yang ada di seluruh dunia.

Bahan baku Mondelez International adalah kakao, gandum, minyak sawit dan gula.

Di seluruh rantai pasokan perusahaan, katanya, sekitar 80.000 karyawan memproduksi, mendistribusikan, atau menjual produk di 150 negara.

Dalam webinar tentang Best Practices for Sustainability, Yanti pada Jumat (8 April 2022) ”Kami berkomitmen untuk berkontribusi pada masa depan, tidak hanya untuk manusia, tetapi untuk keberlanjutan dan pembangunan manusia dan planet ini.” Ujar. ). ).

Dia mengatakan keberlanjutan pertanian itu sendiri merupakan bagian dari strategi perusahaan.

Hal ini merupakan bagian dari evaluasi perusahaan terhadap bahan baku yang dihasilkan, khususnya kakao dan gandum.

Ia mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mendorong perubahan di sektor pertanian, khususnya produk kakao dan gandum di seluruh dunia.

“Kami juga berkontribusi untuk mengkatalisasi perubahan yang dibutuhkan dunia. Secara khusus, kami mencari solusi untuk dampak perubahan iklim dan limbah kemasan. Untuk itu, perseroan secara terbuka mengumumkan komitmennya pada sektor pertanian dan lingkungan pada 2025,” ujarnya.

Yanti membuat program tentang kakao bernama Cocoa Life oleh Mondelez.

Melalui program Cocoa Life, Mondelez telah berkomitmen untuk pengadaan kakao berkelanjutan di enam negara dari tahun 2012 hingga 2022.

Program ini telah mengucurkan US$400 juta.

Sinar Mas Agus Purnomo, Senior Sustainability Advisor for Agribusiness and Food, mengatakan penerapan sustainability governance harus memiliki aturan yang jelas.

Aturan perusahaan mencakup pengelolaan lingkungan, peran sosial, komunikasi, lingkungan kerja dan industri, termasuk karyawan dan rantai pasokan.

Agus mengatakan kelompoknya ingin melacak bahan yang dibeli dari pemasok pihak ketiga hingga ke tingkat kebun atau pohon.

Rutenya sangat menginspirasi. Hingga Desember 2015, Sinar Mas Agri telah memetakan seluruh pabrik kelapa sawit yang dibelinya.

Ketertelusuran adalah kemampuan untuk mengetahui siapa yang memiliki pabrik untuk suatu kegiatan atau bagaimana suatu produk dibuat.

Tahun lalu, Sinar Mas Agri mencapai ketertelusuran 95% dari pemasok ketiga.

Ia menegaskan, perusahaan tidak hanya melindungi kawasan hutan areal izin sawit Sinar Mas Agri, tetapi juga mengajak masyarakat sekitar areal izin bertani.

Ada program pemetaan di mana Anda bermitra dengan komunitas, diikuti dengan kolaborasi. Perusahaan telah setuju untuk mempertahankan total 43.000 hektar rumah pertanian dan peternakan.

Sinar Mas Agri juga mengajak pemasok produknya untuk memiliki perkebunan kelapa sawit.

Sedangkan buahnya diolah di pabrik kelapa sawit dan minyaknya dibeli untuk ikut melestarikan hutan di kawasan itu. Lebih dari 100.000 hektar telah didiskusikan dan disepakati oleh pemasok.

Ia juga mengatakan, perusahaan melakukan konservasi di atas areal izin seluas 78.000 hektare. Pelacakan dan masalah pemrosesan lainnya sangat intensif.

“Ini merupakan salah satu contoh penerapan keberlanjutan dalam konteks rantai pasok dan perlindungan hutan,†ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *